Thu. May 9th, 2024
Peran Penting Radio Dari Saat Dulu Hingga Abad 21

Peran Penting Radio Dari Saat Dulu Hingga Abad 21

Peran Penting Radio Dari Saat Dulu Hingga Abad 21 – Meskipun tidak menyempurnakan kebutuhan masyarakat umum akan visual. Radio akan selalu menjadi sarana yang tak lekang oleh waktu. Perangkat komunikasi ini merupakan salah satu alat yang dapat dinikmati secara maksimal saat beraktivitas.

Meskipun kemajuan teknologi awal membuat banyak radio pesimis mampu bertahan hingga abad ke-21, namun data mengatakan sebaliknya. Radio masih eksis dan digemari masyarakat hingga saat ini.

Berdasarkan data Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2020/2021, televisi dan radio mengalami pertumbuhan sebesar 10,42% pada tahun 2020. Meski hasilnya subsektor ini merasakan pukulan yang tepat akibat pandemi COVID-19. Tertapi angka tersebut pas untuk memberi harapan bagi masyarakat. waktu yang akan datang radio di Indonesia.

Industri radio di Indonesia mengalami masa keemasan pada era 1980-1990. Pada masa ini radio mempunyai beragam program favorit yang sangat hadir di telinga pendengarnya. Pada tahun-tahun itu, drama radio menjadi salah satu program yang paling ditunggu.

Namun dengan berjalannya waktu rakyat mulai berganti ke siaran visual lewat saluran televisi. Ditambah lagi kehadiran internet diperkirakan semakin membuat radio tertinggal jauh. Tetapi perkiraan tersebut hasilnya tidak semuanya benar. Pemakai radio secara pelan menurun, Namun untuk kuartal ketiga tahun 2016 menunjukkan waktu mendengarkan radio per minggu terus meningkat dari tahun ke tahun.

Peran Penting Radio Dari Saat Dulu Hingga Abad 21

Berdasarkan survei, diketahui bahwa pada tahun 2014 pendengar radio menghabiskan waktu mendengarkan radio selama 16 jam per minggu. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 16 jam 14 menit, dan pada tahun 2016 naik kembali menjadi 16 jam 18 menit per minggu.

Temuan Nielsen juga menunjukkan bahwa hingga kuartal III tahun 2016 terlihat 57% dari total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Milenial. Banyaknya jumlah pendengar dari kedua golongan ini menyerahkan keinginan besar untuk radio di Indonesia. Pasalnya dalam dua kumpulan  usia ini disebut seperti masa depan yang bisa menyebabkan radio tetap eksis.

Ya, prediksi itu belakangan terbukti terbukti. Data terbaru temuan Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) yang dirilis Nielsen Media Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan total belanja iklan radio mencapai Rp1,7 triliun.

Bahkan di masa pandemi ini pendengar radio konvensional malah meningkat semakin tajam dengan jumlah 4 juta pendengar. Wakil Direktur Viliny Lesmana KG Radio Network kenaikan ini dipicu adanya perubahan perilaku manusia selama pandemi.

Berdasarkan data Nielsen menunjukkan peningkatan pendengar radio konvensional dari 13 juta menjadi 17 juta orang di wilayah Jabodetabek. Mungkin karena kondisinya di rumah saja, bosan di rumah dan bosan dengan yang sudah ada. seperti TV dan YouTube. Ada perubahan pola konsumsi radio saat ini,” kata Viliny Lesmana yang akrab disapa Vivi.

Radio Mempunyai Peran Yang Strategis Dalam Penguatan Ekonomi

Dalam survei tersebut disimpulkan bahwa radio masih menjadi salah satu media pilihan partai politik dan  pemerintah untuk beriklan. Kesanggupan untuk beradaptasi melalui teknologi menjadikan nya  kunci utama dalam industri kreatif radio bertahan di era internet saat ini.

Tidak berhenti sampai disitu, radio juga mempunyai peran strategis dalam penguatan ekonomi kreatif di masa pandemi COVID-19. Radio dapat memenuhi upaya edukasi kepada masyarakat melalui penyajian konten-konten yang mencerahkan.

Radio juga masih berarti untuk dijadikan media periklanan tercapai bagi industri inovatif. Bahkan di masa pandemi fasilitas konten masyarakat diduga edukasi tata cara kesehatan COVID-19 juga disampaikan melalui radio. Wajar saja karena kita bisa mendengarkan radio dengan mudah dimana saja dan kapan saja.

Vivi menambahkan fleksibilitas radio juga dapat manfaatkan agar bisa menopang industri kreatif di Indonesia. Radio sangat meniatkan media sebagai promosi untuk para tokoh industri ekonomi berguna. Terlebih lagi saat ini radio akan memulai  bersatu dengan platform streaming musik digital agar bisa menjangkau khalayak lebih luas. Vivi berharap radio dapat terus berperan untuk berkontribusi semaksimal mungkin membantu masyarakat di industri ekonomi kreatif yang dapat mendorong pemulihan perekonomian negara.

Saat ini ada ratusan radio di Jakarta dan total ada ribuan di Indonesia. Pikirkan jika saja semua radio bisa memaksimalkan kebebasan sebagai sarana promosi berapa jumlah teman-teman UMKM yang tertolong. Perngkat ini juga bisa menyebarkan semangat kebaikan untuk menyebarkan rasa kebersamaan. optimisme kepada seluruh pendengar di berbagai daerah.

Radio Dari Waktu Ke Waktu

Radio mempunyai peranan yang besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejarah awal radio di Indonesia dimulai pada tahun 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). Kejadian ini dicatat dengan berdirinya Batavia Radio Vereeniging (BRV). Meski tidak terlalu besar, BRV kemudian mendorong berdirinya sejumlah radio.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, muncul Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij (NROM). Radio milik Pemerintah Hindia Belanda yang kini berganti nama menjadi Radio Republik Indonesia (RRI). Radio mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkat radio, pidato-pidato heroik dari Tomo mengobarkan semangat juang melawan sekutu saat itu.

Hingga Indonesia merdeka, radio terus menemani perjalanan masyarakat dalam memperoleh informasi yang faktual dan terpercaya. Radio digunakan pemerintah untuk menyampaikan informasi penting di era orde lama dan orde baru.

Masa kejayaan radio adalah pada tahun 70an saat itu hanya sebagai media periklanan. Kenapa? Karena konsep radionya adalah to am. Jadi ketika radio hadir pendengarnya merasa ditemani. Radio juga merupakan media yang murah karena tidak butuh perangkat khusus atau banyak peralatan.

Dan radio juga bisa dinikmati dimana saja dan kapan saja. Saat ini, kondisi digital sedikit banyak telah mengubah budaya radio. masuknya model acara radio streaming di YouTube atau IG Live. Kini para penyiar radio tidak hanya mempunyai microphone atau suara yang enak didengar saja, tapi juga dari segi tampilannya. Apalagi jika ada talkshow offline yang juga membutuhkan tampilan yang bagus karena itu akan ditayangkan,” tambahnya.

By admin